Kecemasan menyongsong peringatan kemerdekaan

Judulnya saya ambil dari beberapa media seperti kompas dan lainnya yang menyebut Merdeka Tapi Masih Cemas. Judul Kecemasan menyongsong peringatan kemerdekaan Sengaja saya sematkan agar artikel ini kelihatan unik alias nggak ada yang menyamai.



merah putih
Kemerdekaan menurut sebagian besar rakyat Indonesia memiliki banyak persepsi. Paling mudah artinya adalah bahwa kita sudah merdeka dari penindasan kaum penjajah (BELANDA dan JEPANG). Dan yang paling sulit di artikan adalah kemerdekaan atau kebebasan kita, rakyat Indonesia, untuk tidak menghirup udara sengsara, kemiskinan, ketidak sejahteraan, ketidak adilan serta merdeka memiliki pemimpin-pemimpin yang mau mendengar rintihan bahkan jeritan rakyatnya. Pemimpin yang tidak hanya mementingkan elite-elitenya dan selalu menyakiti rakyatnya.

Kemerdekaan Indonesia tercinta ini sudah menginjak ke 65 tahun. Apa yang kita punya setelah 65 tahun merdeka? Hehhh... Pertanyaan yang memprihatinkan untuk di jawab. Apa sebaiknya kita tanyakan kepada pemimpin negara kita aja ya?. Pasti beliau mau menjawab dengan hati tenang dan bijaksana.

Kemerdekaan dan kebebasan berbicara sudah kita dapatkan walaupun dengan perjuangan yang tidak mudah. Kebebasan berbicara seharusnya di manfaatkan bagi para pemimpin negara untuk mendengar semua rintihan atau bahkan jeritan rakyat jelata yang ingin negerinya damai, aparat hukum yang jujur dan nggak suka bohong, pejabat yang najis dengan uang korupsi, serta kearifan wakil rakyat yang tidak mengemis belas kasihan dengan dana aspirasinya.

merdeka itu ...

Kemerdekaan berbicara sangat ter-apresiasi tetapi kebebasan itu nggak ada artinye kalau hanya bebas bicara tanpa ada yang mendengarkan walaupun itu seorang pemimpin besar negara Indonesia yang katanya tercinta. Tengoklah! Para pejabat bila ingin merumuskan dan membuat suatu kebijakan harus menunggu dawuh dari “Bapak” dulu. "Hey bung kamu itu di bayar dengan pajak yang di kumpulkan dari keringat rakyatmu. Jangan hanya kata “Bapak” saja yang kamu dengar kalau “Bapak” keblinger bagaimana?!!! Rakyatmu juga butuh kau dengarkan."

semuanya harus merdeka

Kecemasan menyongsong peringatan kemerdekaan akankah saya atau anda rasakan tahun ini dan 4 tahun mendatang? Atau malah setelah 4 tahun itu timbul kecemasan yang lain? Semoga kecemasan-kecemasan ini adalah kecemasan terakhir untuk tahun ini dan semoga sudah di benahi oleh “Bapak” untuk tahun depan serta 4 tahun mendatang.

Terima kasih atas kesediaan anda membaca tulisan ini dan semoga bermanfaat.
MERDEKA...MERDEKA...MERDEKA....

Masukkan Alamat email anda untuk mendapatkan artikel GRATIS:

Delivered by FeedBurner

3 comments:

KOMUNITAS OEJOENG said...

paling tidak apa yg agan sampaikan benar adanya, itu fakta koq. cumen lebih cemas lagi saat-saat penting ini pas bulan puasa. wah tambah lemes deh...hayoooo siapa yang ga cemas !!! maaf salam kenal gan...visit me back..

The Baby said...

@Achmad Taher : Bener bro... semua itu memang fakta tapi kita kan bisa merubahnya khan? jangan menyerah pada keadaan gawat seperti ini.

muns said...

Wah tulisannya mantap sekali..

Sebuah kecemasan yang wajar dirasakan oleh rakyat yang belum merasakan apa makna dari "kemerdekaan" itu sendiri.

Mudah-mudahan kecemasan ini tidak mengganggu kekhusuan kita dalam melaksanakan ibadah puasa.

salam kenal mas.. MERDEKA!

Post a Comment

Saat berkomentar, gunakan nama atau url blog anda! anonim tidak dianjurkan dan bila anonim memberikan komentar berupa pertanyaan maka maaf tidak saya jawab. Terima kasih.