Diare Pada Bayi kita

Beberapa hari yang lalu saya mendapat email dari pelanggan Blog ini yang isinya tentang buang air besar bayi yang di luar kewajaran. Isi dari pertanyaan tersebut adalah:

“usia bayi saya kurang dari 2 bulan. biasanya bayi saya rutin buang air besar 2 hari sekali (karena bukan ASI ekslusif). hari ini sudah buang air besar 3 kali, dengan bentuk cair seperti jus alpukat
apakah hal ini wajar mohon informasinya mengingat saya lihat ditelevisi sedang ada wabah diare paad akhir-akhir ini” dari Bapak ...... (maaf tidak saya jelaskan identitas pengirim).

Email tersebut sudah saya jawab semoga bermanfaat. Dari pertanyaan tersebut, saya ingin berbagi tentang Diare pada bayi kita. Saya olah dari berbagai sumber.

Yang pertama kita harus tahu dulu apa definisi diare. Diare atau gastroenteritis akut adalah buang air besar lebih dari tiga kali dalam 24 jam, dan konsistensi tinja lebih lembek atau berair. Tapi ada juga lho orang yang punya kebiasaan sehari BAB sampai 4x, tapi tidak lembek/cair. Ini juga tidak termasuk diare.

Kedua, secara umum diare dibagi dua: diare akut dan diare kronik. Diare akut berlangsung di bawah 14 hari, sedangkan diare kronik lebih dari 14 hari. Ada juga istilah diare persisten, yang hampir mirip dengan diare kronik.

Ketiga, anak diare biasanya disertai mual-muntah. Ini adalah hal yang umum terjadi, dan tidak butuh penanganan khusus. Artinya tidak butuh obat mual-muntah. Diare sebenarnya adalah mekanisme pertahanan tubuh juga. Karena diare membuang semua virus dan bakteri yang mengganggu sistem pencernaan kita.

Setelah tahu Apa itu Diare mari kita lanjutkan bacanya tentang Menangani Diare.

Menangani Diare.
  • Sebaiknya kita sebagai orang tua harus bersabar dan lebih tenang menilai kondisi anaknya. Pada dasarnya diare merupakan penyakit yang sembuh sendiri (self limiting disease), yang dikhawatirkan dari diare adalah terjadinya dehidrasi, karena itu orang tua harus tahu tentang pencegahan dehidrasi dan tanda-tanda dehidrasi pada anak yang diare.

  • Bayi dan balita yang diare membutuhkan lebih banyak cairan untuk mengganti cairan tubuh yang hilang melalui tinja dan muntah. Pemberian cairan yang tepat dengan jumlah memadai merupakan modal utama mencegah dehidrasi. Cairan harus diberikan sedikit demi sedikit dengan frekuensi sesering mungkin.
  • Oralit merupakan salah satu cairan pilihan untuk mencegah dan mengatasi dehidrasi. Oralit sudah dilengkapi dengan elektrolit, sehingga dapat mengganti elektrolit yang ikut hilang bersama cairan.

  • Baca aturan penggunaan oralit dengan baik, berapa jumlah air yang harus disiapkan untuk membuat larutan oralit, sehingga takaran oralit dapat tepat diberikan. Larutan sup maupun air biasa cukup praktis dan hampir efektif sebagai upaya rehidrasi oral untuk mencegah dehidrasi.
  • Cairan yang biasa disebut sebagai cairan rumah tangga ini harus segera diberikan pada saat anak mulai diare. Berikan cairan dengan sendok, sesendok tiap 1-2 menit. Untuk anak yang lebih besar dapat diberikan minum langsung dari gelas/cangkir dengan tegukan yang sering. Jika terjadi muntah, ibu dapat menghentikan pemberian cairan selama kurang lebih 10 menit, selanjutnya cairan diberikan perlahan-lahan (misalnya 1 sendok setiap 2-3 menit).

  • Selain pemberian cairan, pemberian ASI maupun makanan pendamping ASI harus tetap dilanjutkan agar anak tidak jatuh dalam keadaan kurang gizi dan pertumbuhannya tidak terganggu. Sebaliknya, larutan-larutan yang hiperosmoler karena kandungan gulanya tinggi tidak boleh diberikan, contohnya adalah teh yang sangat manis, soft drink dan minuman buah komersial yang manis.

Standar Penanganan diare pada anak
  • Penanganan dehidrasi dengan ORS (oral rehidration solution)/oralit atau cairan infuse bila sudah terjadi dehidrasi berat.
  • Diberikan 20 mg zinc per hari pada anak diare selama 10-14 hari
  • Lanjutkan pemberian makanan sperti biasa atau tingkatkan pemberian ASI pada anak yang masih menyusui dan tingkatkan pemberian makanan pada anak sesudah sembuh dari diare.
  • Antibiotik digunakan hanya bila memang diperlukan seperti bila ada darah pada feses atau kasus kolera. Dan hindari pemberian obat anti diare termasuk probiotik.
  • Sarankan ibu untuk memenuhi kebutuhan cairan pada anak dan melanjutkan pemberian makanan.

Sekarang kita semua tahu apa itu Diare dan bagaimana dengan penanganannya. Sangat penting bagi orang tua selalu tenang dan bersabar dalam mengahadapi apa yang terjadi pada bayi atau anak kita. Karena dengan seperti itu kita dapat berfikir jernih untuk melakukan apa saja yang akan kita perbuat.
Semoga Anak Indonesia MenjadiLebih baik.

Semoga brmanfaat.

Masukkan Alamat email anda untuk mendapatkan artikel GRATIS:

Delivered by FeedBurner

2 comments:

Anonymous said...

anak saya berumur 5 blan dalam 1 hari 5x buang air besar.
kandang berlendir kadang ada ampasnya.tapi dia mau minum susu.
tlg bantu saya

sri said...

anak saya umur 6 bulan sudah 3 hari ini kalau BAB ber air campur lendir dan darah.apa ini diare biasa atau disentri?tolong di bantu.trus gimana cara penangananya?apa perlu di bawa ke rumah sakit?dari sri di cikupa

Post a Comment

Saat berkomentar, gunakan nama atau url blog anda! anonim tidak dianjurkan dan bila anonim memberikan komentar berupa pertanyaan maka maaf tidak saya jawab. Terima kasih.